Ini Hikmah. Hadiah dari Allah swt.



Luar biasa.
Ku rasa hanya kata itu yang tepat untuk sekolah, yang telah menjadi bagian terpenting dalam hidupku saat ini yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Statistik ( STIS ).
Sungguh sempurna, nikmat yang telah di berikan Tuhan kepadaku hingga aku dapat menjadi salah satu di antara mereka yang beruntung yang bisa berada di sekolah itu.


Sekolah Tinggi Ilmu Statistik adalah salah satu sekolah kedinasan yang berada di bawah naungan Badan Pusat Statistik. Yang nanti nya, akan langsung diangkat sebagai PNS golongan III A. Mengabdi dan bekerja pada BPS. Menyajikan data apa adanya, pelopor data terpercaya di Indonesia. Ya kurang lebih seperti itu.

Sebelum itu, sudah banyak yang telah ku pikirkan dan ku hayalkan untuk masa depan ku.
Salah satunya aku ingin menjadi seorang dokter, gumamku dalam hati.
Namun sayang, saat mama mulai berpikir serius tentang mimpi ku itu, keluarga kami sungguh sedang dalam masalah besar. Dan aku sungguh cemas dengan keadaan mama saat itu, bahkan lebih dari mencemaskan diriku sendiri, apalagi mimpi ku itu bahkan aku menjadi tidak selera membicarakannya lagi.
Kemudian aku sempat berpikir aku ingin masuk IPDN, menggunakan seragam dinasnya yang menurutku sangat cocok bila ku kenakan. Hehe
Lain dari itu, Ayahku juga sangat menyetujui hal itu, apalagi jika sudah mengarah pada polwan. Beliau mungkin dengan sangat senang meng-iyakan mimpi ku itu.
Dan ini terakhir dari semua mimpiku, perjalanan yang akan ku mulia, kusebut saja ini hikmah dibalik semua masalah yang datang, termasuk masalah keluarga yang sangat ku benci, ini hadiah yang dikirim oleh Allah swt, bingkisan untuk Ayah Ibu ku. Iya kuliah disalah satu perguruan tinggi kedinasan yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Alhamdulillah. Kado yang luar biasa indahnya.

Sunguh diluar dugaan, Kita tak pernah tau apa rencana Tuhan untuk kita, iya itu benar.
Dan sekarang aku sungguh merasakan itu, semua terasa hebat.
Bagaimana tidak?
Aku mengikuti tes masuk dengan tanpa persiapan yang matang, berbekal dengan kemampuan seadanya dengan ijin ibu lewat telepon genggam. Yang sungguh semangat menyemangatiku saat itu. Iya aku masih ingat dengan jelas saat aku memberitahu ayahku, kemudian menelpon ibuku yang saat itu sedang dimataram menjenguk kakakku yang sedang kuliah disana.  Jujur saja, tidak hanya kedua orangtua ku, aku sendiri pun saat itu tidak tahu apa itu Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Berbekal penjelasan dari Bapak guru disekolah, dengan bahasa yang sama sedikit kujelaskan pada Ayah ibu ku tentang sekolah itu, sembari meminta ijin untuk mengikuti tesnya yang tinggal beberapa hari lagi.
Dan Alhamdulillah, setelah beberapa bulan tes berlalu pengumumanpun dikirim langsung dari pusat dan namaku tercantum. Ibu ku yang awalnya cemas karna kepikiran penipuan tentang sekolah itu, esoknya juga dengan senang hati mengantarkanku kerumah sakit, untuk tes kesehatan. Setelah mengirim hasil kesehatan, entah selang beberapa minggu, ah aku lupa, ternyata semua diantara kami yang dinyatakan lolos tahap I dinyatakan lolos juga pada tahap kesehatan. Alhamdulillah, ini hadiah dari Allah swt. Ayah ibu juga kakak perempuanku menyeringai bahagia mendengar kabar itu.
Dan selangkah lagi tinggal menuju Jakarta. Melihat Kampus. Bergabung bersama ratusan Angkatan 54. Menggunakan Pakaian Dinas Akademik. Dan sungguh STIS luar biasa. Lebih menakjubkan, karna ini hadiah dari Allah SWT. Hikmah untuk kami sekeluarga. Alhamdulillah. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thank you daddy!